Promosikan wisata dan budaya sehat, Balai TN Babul gelar Bantimurung Jungle Run

Pagi itu, Sabtu, 19 Oktober 2024, Bantimurung Jungle Run dimulai. Peserta yang telah mendaftarkan diri, berbondong-bondong menuju kawasan wisata Bantimurung, Maros. Menunggu bendera start diangkat.

Tepat pukul 06:15 Wita, pelari mulai mengayuhkan kaki. Sedikitnya tiga pejabat mengangkat bendera start: Sapto Aji Prabowo, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Direktur Ardyanto Nugroho, Direktur Pengaduan, Pengawasan, dan Sanksi Administrasi KLHK, dan Chaidir Syam, Ketua Alti Sulsel.

Sebanyak 500 peserta meriahkan event perdana yang digelar Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung ini. Pelari terdiri dari peserta umum, staf taman nasional, dan undangan.

Rute lari kali ini menyusuri tepian tebing karst yang menjulang tinggi. Menyapa ekosistem khas taman nasional.

Bantimurung jungle run mengangkat tema “You run you healed“. Tema nasional yang digaungkan untuk budayakan olahraga dan siarkan manfaat hutan.  Manfaat hutan sebagai sarana “Healing forest“. Penyembuhan diri dengan menyapa hutan lebih dekat. Healing forest ini merupakan aktivitas untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan menggunakan berbagai elemen alam termasuk wewangian alam dan pemandangan di dalam hutan.

”Bantimurung jungle run ini menjadi ajang promosi wisata dan edukasi konservasi. Selain itu juga menjadi ajang untuk memperkuat komitmen dalam mendukung budaya hidup sehat, sekaligus menjaga kelestarian alam,” terang Heri Wibowo, Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

 

Pelari putra tercepat pada event jungle run ini berhasil menuntaskan rute dalam

waktu 25 menit. Menuntaskan rute sepanjang 7,7 km. Sedangkan runner putri tercepat berhasil mencapai garis finish pada menit ke 55. Panitia memberi hadiah berupa uang tunai bagi 3 pelari putra tercepat dan 3 pelari putri tercepat.

Rute lari jungle run berada di sekitar Bantimurung. Titik start dari kawasan wisata Bantimurung kemudian menyusuri jalan setapak tepat di kaki bukit karst yang menjulang tinggi. Menyusuri Kampung Cedde hingga ke Dusun Samanggi, Desa Samangki.

Pelari kemudian memotong jalan poros menuju gerbang satuan militer Kostrad. Menyusuri jalan setapak Desa Sambueja, menikmati keasrian desa yang khas. Warga mulai beraktivitas. Menyapu halaman, memberi makan ternak, bersiap-siap ke sawah atau sekedar menyantap penganan tradisional dengan kopi hangatnya.

Tak lama kemudian peserta melintasi kompleks perkantoran kecamatan dan Puskesmas Simbang. Pada rute terakhir pelari melintasi gerbang kupu-kupu dan giant label bertuliskan “Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung”. Tulisan ini bertengger megah di puncak tebing karst.

Peserta lari juga melintasi Sanctuary Kupu-kupu. Menyapa lebih dekat rumah budidaya dan sarana edukasi serangga bersayap kemayu ini.

Hingga pada akhirnya runners menyelesaikan rute dengan finish di gerbang kawasan wisata Bantimurung.

Aneka refreshment terhidang di garis finish. Tak lupa panitia mengalungkan medali bagi para finisher.

“Kami terus dorong balai taman nasional bksda untuk menyelenggarakan kegiatan jungle run. Menyelenggrakan jungle run yang ramah lingkungan. Menjaga kebersihan kawasan konservasi serta tidak mengusik kehidupan satwa liar dan tumbuhannya,” terang Sapto Aji Prabowo, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi.

 

Puncak Bantimurung jungle run begitu meriah. Pelari terhibur dengan kehadiran Masugi Project Band dan jalan acara puncak dipandu Sikarammu, duo MC andalan Maros. Menjadikan acara berjalan riuh dengan selingan canda khasnya.

Puluhan doorprize menanti para runners, karena itu mereka dengan setia m

enanti di sekitar panggung. Tak hanya itu panitia juga menyiapkan sarapan bagi para pelari. Bubur ayam dan gado-gado berjejer rapi menanti para pelari.

“Kami mengemas event jungle run ini lebih nyaman dan happy fun. Semoga runners yang terlibat merasakannya,” pungkas Atma Wira Negara, Ketua Panitia Bantimurung Jungle Run.

 

Penulis: Taufiq Ismail – PEH Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

Tags :

Bagikan :