Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki luas 43.740,20 Ha, terletak di Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, dan Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Memiliki lansekap yang unik, gua berornamen stalaktit dan stalakmit, bernilai historis, berpanorama indah, mendukung ilmu pengetahuan, konservasi alam serta untuk kegiatan ekowisata.
Pahatan alam menggores pegunungan karst di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang berada di Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) dan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pantaslah kawasan ini kerap disebut himpunan menara karst yang menjulang tinggi dengan geligir-geligir curam. Karst Maros dipandang yang terluas ke dua di dunia setelah karst Cina bagian selatan.
Di kedalaman menara-menara karst, sungai-sungai bawah tanah mengalir jernih, menyangga kehidupan masyarakat Maros-Pangkep. Di kaki-kaki tebing, mengalir mata-mata air yang tak pernah mengering.
Tak hanya gundukan bukit kapur, di gua-gua karst terpendam, ornamen-ornamen liang bumi nan indah. Liang-liang gua yang vertikal menyajikan tantangan bagi para penelusur gua. Beberapa gua menyimpan jejak-jejak zaman purba, dengan lukisan manusia prasejarah. Salah satunya, yang sering dikunjungi adalah Gua Petta Kere dan Gua Petae di Taman Prasejarah Leang-leang.
Tantangan bagi para pendaki juga terdapat di atas tanah karst Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Puncak Bantimurung, yang 1.353 meter dpl, dengan jalur yang relatif pendek dan medan tak terlalu sulit, menjadi favorit untuk para pecinta alam.
Tak jauh dari pintu gerbang taman nasional, air terjun Bantimurung yang sejuk menyambut para pelancong. Aneka kupu-kupu dapat dilihat di penangkaran sebelum mencapai air terjun. Di kawasan inilah, naturalis Alfred Russel Wallace pernah menjejakkan kakinya pada 1856. Wallace terkesima oleh warnawarni kupu-kupu, Julang sulawesi (Aceros cassidix), dan alam karst Maros. Hingga ia menjulukinya “The Kingdom of Butterfly”.
Sejarah geologi Sulawesi telah membuat Bantimurung Bulusaraung berlimpah keanekaragaman hayati. Berada pada kawasan Wallacea, beberapa spesies endemik mendiami kawasan ini: Kuskus Sulawesi (Strigocuscus celebencis), Kuskus beruang sulawesi (Ailurops ursinus), Julang sulawesi (Aceros cassidix), Musang sulawesi (Macrogalidia musschenbroeckii), dan Kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus). Kera hitam sulawesi (Macaca maura) dapat dijumpai di Karaenta dan Tondong Tallasa, sementara primata nokturnal Tarsius (Tarsius fuscus) bersarang di Pattunuang dan Pampang.
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Menjadi Destinasi Ekowisata Karst Dunia.
Design by TOALA.ID