#SelamatkanDare
#SelamatkanDare
Macaca maura atau biasa disebut Monyet Dare merupakan salah satu satwa endemik Sulawesi Selatan. Habitat satwa ini salah satunya adalah di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Berdasarkan SK Dirjen KSDAE Nomor 180/IV-KKH/2015 tentang Penetapan 25 Satwa Terancam Punah Prioritas, Macaca maura merupakan salah satu satwa prioritas yang populasinya harus ditingkatkan sebesar 10% pada tahun 2015-2019. Satwa ini merupakan salah satu satwa yang masuk dalam kategori endangered atau Terancam berdasarkan IUCN Red List dan tercantum dalam Appendix II CITES dimana tergolong satwa yang dapat terancam punah apabila perdagangan tidak dikendalikan. Berdasarkan IUCN Red List, Evans et al (2001) menyebutkan bahwa dari tahun 1983 hingga 1994 populasi dari monyet ini turun dari 56.000 hingga hanya sekitar 10.000 dengan kemungkinan penurunan yang cukup signifikan.
Salah satu habitat monyet Dare adalah Karaenta. Kawasan ini merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang ditetapkan sebagai zona khusus, zona pemanfaatan, zona rimba, dan zona inti. Sebelum ditunjuk sebagai kawasan TN Babul, Karaenta merupakan Cagar Alam yang berfungsi sebagai kawasan perlindungan. Kawasan karaenta juga merupakan destinasi wisata populer dikalangan pengamat satwa (wildlife watching).
Kawasan Karaenta sebagai habitat Monyet Dare terbelah oleh Jalan Nasional yang menghubungkan Kota Makassar dengan Bone. Jalan Nasional ini pertama kali dibangun pada tahun 1930, jauh sebelum adanya penunjukkan Kawasan Taman Nasional pada tahun 2004 (Riley, 2021). Pada tahun 2016, peningkatan Jalan Nasional mulai dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mekanisme Perjanjian Kerja Sama (PKS) pembangunan Strategis antara Kepala Balai TN Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) dengan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Makassar (saat ini BBPJN Sulawesi Selatan) tentang Pemanfaatan dan pengembangan jalan nasional terbatas di kawasan TN Babul di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Sebelum tahun 2015, grup monyet di Karaenta tersebut setelah melewati kanopi dan melintasi jalan akan kembali ke dalam hutan. Namun perilaku tersebut berubah setelah tahun 2015. Berdasarkan Riley (2021), sejak tahun 2015 grup tersebut mulai terlihat turun ke jalan. Menurut pengamatan dan pengawasan Resor Pattunuang, saat ini kelompok Macaca maura yang turun jalan sebanyak 8 (delapan) kelompok yang pada tahun 2017 hanya ditemui 3 kelompok turun ke jalan. Macaca maura tampaknya tertarik ke jalan karena peluang mendapatkan makanan yang enak dan padat energi cukup tinggi. Dari hasil penelitian tersebut menujukkan bahwa monyet mampu menyesuaikan perilaku mereka terhadap dampak antropogenik.
Kebiasaan monyet turun ke jalan akan meningkatkan interaksi manusia dengan monyet Dare. Interaksi akan menimbulkan berbagai dampak buruk baik bagi masyarakat maupun monyet itu sendiri. Dampak buruk tersebut antara lain adanya perubahan perilaku monyet, monyet tertabrak kendaraan, penyerangan oleh monyet (food raiding), dan resiko penularan atau perpindahan penyakit (zoonosis) tidak hanya dari monyet ke manusia tapi juga sebaliknya.
Ayo Selamatkan Dare dengan tidak memberi Makan makanan manusia karena memberikan dampak buruk bagi Dare itu sendiri!!!



