Perlindungan Habitat Spesies Macaca Maura DI Kawasan Pembangunan Jalan Nasional Karaenta, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul)

Macaca maura merupakan hewan endemik yang habitatnya secara umum terancam oleh deforestasi dan telah terfragmentasi (IUCNRedlist, 2015). Habitat di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung menjadi salah satu kawasan konservasi yang masih utuh namun tidak lepas dari berbagai permasalahan. Kawasan ini terpengaruh oleh tingginya aktivitas antropogenik seperti adanya pembangunan infrastruktur (jalan) yang melintas di kawasan ini (Frances et. al., 2022), meningkatnya human-macaque interface, dan perkebunan dan persawahan (agriculture activities) masyarakat yang terlalu dekat dengan habitat monyet, bahkan juga adanya spesies invasif. Akibat dari aktivitas ini, monyet ini diperkirakan mengalami perubahan perilaku seperti penjarahan (crop/ food raiding) dan aktivitas harian akibat dari melimpahnya makanan di sepanjang jalan (food provisioning by the tourists).

Upaya perlindungan habitat yang dilakukan taman nasional pada tingkatan organisasi meliputi identifikasi dan inventarisasi keanekaragaman hayati melalui monitoring spesies dan ekosistemnya, Penyusunan rencana pemulihan ekosistem, pengendalian jenis invasif, penanaman intensif, sosialisasi dan kampanye penyadartahuan, dan patroli. Upaya perlindungan habitat Macaca maura pada kawasan Karaenta menjadi salah satu isu strategis TN Babul dikarenakan adanya peningkatan jalan nasional, trans sulawesi yang bernilai ekonomi tinggi.

Saat ini, habitat Macaca maura – dengan adanya pembangunan jalan nasional – dikelola dengan mekanisme perjanjian kerja sama antara Balai TN Babul dengan Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Makassar. Sumber dana pengelolaan kawasan ini dibebankan pada anggaran BBPJN dan beberapa mitra terkait seperti PT. Telkom, PLN, dan lainnya. Pembangunan infrastruktur (jalan nasional, jaringan telepon, jaringan listrik) meskipun memiliki potensi ancaman yang tinggi, nyatanya juga memberikan solusi dan peluang pada financial constraints.

Perjanjian kerja sama tersebut memberikan peluang besar dalam perlindungan habitat. Meskipun pembangunan jalan memberikan dampak cukup signifikan dalam rusaknya habitat monyet, namun dukungan anggaran diberikan untuk melaksanakan kegiatan perlindungan habitat. Selain itu, dalam program-program perjanjian kerja sama tersebut juga dilibatkan stakeholder terkait seperti pemerintah daerah, pemerintah desa, masyarakat, penjual dan pedagang di sepanjang jalan. Oleh karena itu, sumber daya untuk perlindungan habitat Macaca maura cukup dan tersedia.

Meskipun demikian, Peluang tersebut saat ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan beberapa permasalahan belum terselesaikan. Keterlibatan stakeholder pun masih belum optimal. Koordinasi dan kolaborasi antar stakeholder masih perlu peningkatan dan intensifikasi. Perbedaan persepsi stakeholder terkait perlindungan habitat dan spesies pada kawasan karaenta.

Sebagai seorang penyuluh kehutanan, salah satu tugas pokok dan fungsi adalah meningkatkan kesadaran (penyadartahuan) masyarakat terhadap perlindungan habitat dan spesies Macaca maura (monyet hitam sulawesi). Penyadartahuan ke masyarakat sekitar kawasan dan yang berinteraksi langsung dengan kawasan terkait TN Bantimurung Bulusaraung sebagai habitat penting Macaca maura. Perlindungan tidak hanya pada spesies nya tetapi juga habitatnya. Tekanan penduduk pada kawasan ini sangat tinggi yang disebabkan oleh aktivitas antropogenik yang tinggi di sekitar kawasan.

Perlu adanya sebuah sistem dalam proses meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan perlindungan spesies dan habitat Macaca maura. Komponen manusia/ masyarakat memegang peranan penting agar habitat monyet bisa terjaga karena meningkatkan aktivitas antropogenik yang sarat kaitannya dengan manusia. Perlu meningkatkan kesadartahuan stakeholder terkait dalam perlindungan habitat monyet.

Inovasi yang dapat dilakukan adalah menyusun rancangan mitigasi dan perlindungan habitat serta spesies Macaca maura yang disusun dan disepakati oleh stakeholder terkait melalui persetujuan dan keputusan bersama. Pada tingkatan organisasi, dapat mengoptimalkan fungsi dari pusat informasi, papan informasi, dan media sosial untuk menjangkau masyarakat luas pentingnya konservasi dan perlindungan habitat Macaca maura.

 

 

Tags :

Bagikan :