Tak hanya dikenal dengan keindahan air terjunnya, kawasan wisata alam Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan, juga dikenal sebagai kerajaan kupu-kupu atau The Kingdom of Butterfly.
Nah tahukah anda, jika di setiap awal peralihan musim seperti ini, ratusan ekor kupu-kupu berkumpul di satu titik. Momen langka ini pun, disebut musim kawin bagi kupu-kupu. Namun, kemunculan kupu-kupu ini hanya ada mulai pagi sampai siang, saat matahari terbit. Jika hujan turun, kupu-kupu ini tidak terlihat berkumpul dalam jumlah yang banyak. Momen ini pun terjadi hanya selama satu bulan saja di setiap peralihan musim.
Kupu-kupu cantik dengan beraneka ragam corak ini pun, biasanya akan mati dengan sendirinya jika sudah mencapai 15 sampai 30 hari. Nah oleh warga sekitar, bangkai kupu-kupu inilah yang dijadikan sebagai hiasan untuk diperjualbelikan.
“Iya memang kalau mau masuk musim hujan dari musim kemarau, itu kita kenal sebagai musim kawin kupu-kupu. Ada ratusan kupu-kupu yang menampakkan diri di lokasi ini setiap pagi sampai siang saja,” kata petugas pengelola Telaga Kassi Kebo, Haris.
Di kawasan wisata Bantimurung ini, memang terdapat sekitar 274 spesies kupu-kupu yang beberapa di antaranya merupakan kupu-kupu endemik dan 5 jenis diantaranya termasuk dalam status dilindungi.
Untuk menikmati pemandangan unik itu, traveler harus berkunjung ke Telaga Kassi Kebo. Lokasinya berada sekitar 1 kilometer di atas air terjun Bantimurung, dengan menaiki tangga setinggi 40 meter.
“Kalau dari penelitian, itu ada sekitar 250 spesies yang hidup di sini. Ada juga yang endemik seperti Helena. Lokasinya memang hanya ada di sini (Telaga Kassi Kebo), karena lebih tenang kurang orang,” lanjutnya.
Meski harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer untuk sampai ke Telaga Kassi Kebo, traveler akan disuguhkan pemandangan indah aliran sungai berwarna hijau di sepanjang perjalanan. Jika beruntung, traveler juga bisa melihat satwa endemic lain yang kerap melintas.
“Di telaga ini memang pengunjung dilarang untuk turun mandi. Makanya airnya sangat jernih dan berwarna ke hijauan. Yah biasa juga ada kus-kus, terus burung endemic dan juga kera macaca maura,” sebutnya.