Nur Aisyah Amnur, Kepala SPTN Wilayah II Cenrana memberi arahan dalam rapat (Sumber foto: Masitah)
Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Cenrana, Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung melakukan rapat evaluasi pelaksanaan Smart Patrol di lingkup kerjanya. Pertemuan berlangsung di ruang rapat kantor SPTN Wilayah II di Desa Labuaja, Cenrana, Maros, Sulawesi Selatan, pada Rabu, 2 Juli 2025.
Nur Aisyah Amnur, Kepala SPTN Wilayah II, memimpin jalannya rapat. Empat kepala resor nampak mendampingi kepala seksi dengan takzim. Keempat resor tersebut adalah Resor Bantimurung, Resor Pattunuang, Resor Camba, dan Resor Mallawa. Anggota resor masing-masing dengan wajah antusias duduk rapi menunggu rapat dimulai. Sedikitnya 30 orang peserta rapat memenuhi undangan.
Aisyah kemudian memulai rapat dengan mengucapkan salam dan memberi pengantar. Menengahkan capai target Smart Patrol di lingkungan SPTN.
“Kita punya target Smart Patrol 14 ribu hektar, jika dirinci setiap resor harus bisa menjangkau 3,5 ribu ha. Kedua, perlu saya ingatkan agar menyelesaikan laporan patrolinya sesegera mungkin,” ungkapnya.
Fahmiady Arsyad, Polhut Pelaksana, menyampaikan presentasi hasil rekapan Smart Patrol di SPTN Wilayah II. Menyampaikan hasil rekapan datanya sebagai admin Smart Patrol di tingkat seksi.
Fahmi kemudian membuka presentasinya dengan memaparkan manfaat penggunaan Smart Patrol dalam efesiensi, akurasi, dan transparansi data dari lapangan. Juga termasuk memudahkan pimpinan dalam menentukan suatu kebijakan.
“Selama Mei-Juni 2025, setiap resor telah melaksanakan patroli antara 5-6 kali. Dengan capaian luasan sekitar dua ribu hektar per resor. Luasan ini diperoleh melalui perhitungan grid,” pungkas Fahmi.
Grid adalah garis imajiner yang dibuat di atas peta. Grid ini berbentuk segi empat yang membagi habis seluruh kawasan taman nasional. Satu grid berukuran 1×1 km. Setiap pelaksanaan patroli ditargetkan dua grid. Mereka harus mengeksplore grid target tersebut baik potensi gangguan kawasan, pemanfaatan oleh masyarakat hingga potensi fauna dan floranya.
Menurut Fahmi, Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung telah menerapkan patrol rutin berbasis aplikasi Smart Patrol sejak tahun 2021. Ditjen KSDAE telah mendukung penerapan sistem patroli ini dengan memberikan bantuan peralatan berupa telepon selular sebanyak 10 unit. Sehingga setiap resor memiliki gadget dengan aplikasi Smart yang telah terbenam di dalamnya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki 7 resor. Karena itu untuk memudahkan perekapan pada setiap seksi juga memperoleh satu handphone dan satu lagi untuk rekapan akhir di tingkat balai.
Pimpinan rapat kemudian membuka sesi diskusi. Beberapa kepala resor dan anggotanya kemudian langsung beriteraksi dengan admin seksi. Begitu pun pimpinan rapat sekaligus kepala seksi menanggapi permasalahan yang dihadapi di lapangan.

“Ada beberapa satwa yang kami jumpai di lapangan namun kami tidak menemukannya di aplikasi. Seperti contoh: jamur, beberapa jenis serangga, dan beberapa jenis pohon yang kami temui. Bagaimana baiknya dalam pengisisan di aplikasi?” Muh. Ridwan Wira, Polhut Mahir Resor Pattunuang, bertanya termasuk beberapa kendala lainnya yang ia hadapi saat menginput data di lapangan.
Polhut Resor Bantimurung ini kemudian menjawabnya agar memasukkan ke flora lainnya untuk spesies yang tidak tersedia di data model. Ke depan ia bersama tim admin akan mengupdate aplikasi untuk memasukkan taksa yang sering dijumpai pelaksana patroli di lapangan.
Beberapa peserta rapat juga memberi saran agar di masa mendatang perlengkapan lapangan bisa dipenuhi, termasuk juga kamera. Mengingat kamera telepon seluler memiliki keterbatasan untuk memotret, terutama perjumpaan satwa seperti kupu-kupu dan burung.
“Menarik tadi, bahwa personil Resor Bantimurung juga menggunakan drone untuk memantau dan mengukur luasan lahan terbuka yang mereka jumpai di lapangan. Saya juga berharap tim admin Smart Patrol bisa menganalisis lebih lanjut data-data yang telah dikumpulkan teman-teman di resor,” tutup Aisyah.
Penulis: Taufiq Ismail Al Pharepary – PEH Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung